5 Rahasia Perawatan Transmisi Otomatis Agar Awet dan Bebas Jeding
Memiliki mobil bertransmisi otomatis memang menjanjikan kenyamanan, terutama saat menghadapi kemacetan harian. Namun, di balik kemudahannya, transmisi otomatis memerlukan perhatian khusus agar tidak mudah rusak dan terhindar dari gejala ‘jeding’ atau hentakan kasar yang mengganggu. Memahami Rahasia Perawatan yang benar adalah kunci untuk memastikan umur pakai komponen ini bertahan lama dan performanya tetap halus. Transmisi otomatis, baik jenis torque converter (AT) konvensional maupun Continous Variable Transmission (CVT), adalah komponen kompleks yang rentan terhadap panas berlebih dan kontaminasi cairan. Mengabaikan perawatan ini dapat menyebabkan kerusakan serius, yang biaya perbaikannya bisa mencapai puluhan juta Rupiah, jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya perawatan rutin yang teratur. Berikut adalah lima poin penting yang harus diperhatikan oleh setiap pemilik mobil otomatis.
Poin pertama dalam Rahasia Perawatan adalah disiplin ketat dalam penggantian Oli Transmisi Otomatis (ATO). Oli transmisi bukan hanya sebagai pelumas, tetapi juga bertindak sebagai media hidrolik untuk memindahkan tenaga dan sebagai pendingin. Sebagian besar pabrikan mobil di Indonesia, seperti PT Astra Honda Motor atau PT Toyota Astra Motor, merekomendasikan penggantian oli transmisi setiap kelipatan 20.000 hingga 40.000 kilometer, tergantung jenis dan beban kerja kendaraan. Untuk jenis CVT, interval ini cenderung lebih pendek. Sebagai contoh spesifik, bagi pemilik mobil Toyota Avanza Veloz AT tahun 2023, penggantian oli transmisi harus dilakukan setiap 40.000 km, dan disarankan menggunakan oli ATF WS yang direkomendasikan pabrikan, bukan sembarang oli. Keterlambatan penggantian akan menyebabkan oli kehilangan viskositasnya, dipenuhi serpihan logam halus, dan mempercepat keausan kampas kopling di dalam transmisi.
Kedua, hindari kebiasaan menggeser tuas transmisi secara kasar dan mendadak. Tindakan memindahkan tuas dari posisi D (Drive) ke R (Reverse) atau sebaliknya saat mobil belum benar-benar berhenti sempurna akan membebani komponen transmisi secara berlebihan. Hentakan mekanis yang ditimbulkan akan menyebabkan keausan prematur pada clutch pack dan valve body. Kebiasaan buruk ini sering menjadi penyebab utama munculnya gejala jeding. Lakukan perpindahan gigi hanya setelah mobil dalam keadaan diam total, dan idealnya, injak rem tangan atau rem kaki dengan kuat. Poin ketiga dari Rahasia Perawatan ini adalah selalu menggunakan rem tangan saat berhenti di tanjakan atau turunan. Menggunakan posisi P (Park) atau menahan mobil hanya dengan transmisi di posisi D atau R saat berhenti lama di tanjakan akan membebani parking pawl atau torque converter secara tidak perlu. Di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Rest Area KM 88 Tol Cipularang, banyak pengemudi yang sering lalai mempraktikkan hal ini. Kebiasaan ini adalah akar masalah yang perlahan merusak komponen penahan internal transmisi.
Keempat, perhatikan secara serius kondisi dan fungsi cooler (pendingin) oli transmisi. Panas adalah musuh utama transmisi otomatis. Jika mobil sering digunakan untuk perjalanan berat, seperti touring jarak jauh dengan beban penuh, atau menghadapi kemacetan ekstrem, suhu oli transmisi akan melonjak. Sejumlah kendaraan, misalnya Mitsubishi Pajero Sport AT, memiliki cooler oli transmisi yang terintegrasi dengan radiator mesin. Jika radiator kotor atau sistem pendingin mesin bermasalah, suhu oli transmisi pun ikut terdampak. Terakhir, jika muncul gejala tidak normal seperti delay saat perpindahan gigi, suara mendengung, atau hentakan yang tidak wajar—gejala yang biasa disebut jeding—segera lakukan pemeriksaan. Jangan menunggu hingga kerusakan semakin parah. Bawa kendaraan ke bengkel resmi terpercaya atau spesialis transmisi. Pemeriksaan diagnostik menggunakan alat scanner pada hari Rabu, 15 Oktober 2025, dapat mendeteksi kode kerusakan (DTC) yang mungkin mengindikasikan masalah pada sensor kecepatan atau solenoid valve body sebelum komponen utamanya rusak total. Tindakan preventif ini jauh lebih bijak dan ekonomis.